LAMONGAN, BeritaCakrawala.co.id - Penyaluran Bantuan pangan non tunai (BPNT) Progam dari Kementerian sosial lewat penyalur Agen warung yang selama ini lancar dan selalu kondusif.
Akan tetapi akhir akhir ini terjadi perselisian dan perebutan setelah munculnya penyalur agen warung yang baru.
Seperti nama EDC Askuri dengan penyalur agen warung yang lama dari 3 desa. yaitu Desa Girik atas nama EDC Yana, Desa Tlemang atas nama EDC Eko, dan Desa Ganggang tingan atas nama EDC Tri sutrisno, semua itu dari Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan.
Agen warung lama yang selama ini mengkafer penyaluran BPNT. tidak terima kalau BPNT yang selama ini di salurkan di ambil aleh oleh penyalur agen warung lain tanpa adanya pemberitauan terlebih dahulu.
Akibat dari perbuatan dan persengketaan agen Warung tersebut ke tiga desa terpending penyalurannya.
Setelah adanya peyelesaian dari suplaiyer dan Bank BNI maka kemarin hari Sabtu 5 - 6 - 2021 BPNT ke tiga desa tersebut akhirnya bisa tersalurkan kembali dan kembali ke penyalur Agen warung yang lama.
Saat di temui awak media berita cakrawala, kordinator agen warung, Hatta menjelaskan, sebenarnya selama satu tahun ini penyaluran BPNT ini berjalan lancar dan aman - aman saja, akan tetapi setelah muncul EDC baru atas nama Askuri yang tak lain adalah anak dari TKSK Sendiri yang bernama Marjuki, merubah Aplikasi KPM yang selama ini sudah terupdate,dengan perubahan itu akhirnya menjadikan kegaduan di antara para penyalur agen warung tersebut.
Hatta juga menambahkan, dia sudah pernah mengundang Marjuki selaku TKSK,pendamping dan semua penyalur agen warung untuk menyelesaikan masalah kegaduan antar penyalur agen, akan tetapi Marjuki selaku TKSK tidak mau datang kalau tidak ada undangan dari Dinas Sosial (Dinsos).
" Mungkin permasalahan ini bermula dari perselisian lama antara kordinator agen warung dengan TKSK yang sempat di berhentikan sementara dari TKSK Pendamping" Tegasnya.
TKSK, Marjuki saat di hubungi lewat ponselnya mengatakan sesuai tugas dan fungsi TKSK Pendamping sendiri adalah sebagai pengawasan dan pendampingan ke Agen-agen warung penyalur BPNT.
Kordinator sendiri berharap supaya agen penyalur tidak di monopoli segelintir orang yang nota bene satu orang, dan agen-agen warung menyalurkan beberapa desa yang sering kali mendapatkan keluahan dari KPM tentang kwalitas beras yang kurang bagus dan beberapa barang yang tidak sesuai nominal.
"Sebagai mana progam dari Kemensos, BPNT ini banyak menimbulkan permasalahan di tingkat bawah baik dari suplayer maupun agen warung, sehingga Dinas sosial sendiri harus benar - benar meningkatkan pengawasan" Pungkasnya.(Roy)
0 comments:
Posting Komentar